لَيْسَمِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيْرَنَا. "Bukanlah termasuk golongan kami, orang yang tidak menyayangi anak kecil dan tidak menghormati orang yang dituakan diantara kami". (Hadits Shahih, Riwayat, At-Tirmidzi, Lihat Shahiihul jaami' no.5445).
Hadis Rasulullah menyatakan bahwa orang yang tidak menyayangi orang yang lebih kecil dan tidak mengerti hak orang yang lebih besar B tidak tergolong umat Rasulullah. Sebab dalam hadis Riwayat Abu Dawud, disebutkan yang artinya Ibnu Sarh berkata Dari Nabi saw. beliau bersabda Siapa yang tidak menyayangi orang yang kecil di antara kami dan tidak mengerti hak orang yang lebih besar di antara kami, maka ia bukan dari golongan kami.” Dari hadis di atas, jelas baha orang tersebut bukan golongan kami, berarti bukan tergolong umat nabi Muhammad Saw. Sehingga jawabannya ada pada pilihan jawaban B. Hadis Rasulullah menyatakan bahwa orang yang tidak menyayangi orang yang lebih kecil dan tidak mengerti hak orang yang lebih besar ….PenjelasanKunci Jawaban Hadis Rasulullah menyatakan bahwa orang yang tidak menyayangi orang yang lebih kecil dan tidak mengerti hak orang yang lebih besar …. a. dimasukkan ke neraka jahanam. b. tidak tergolong umat Rasulullah. ✅ c. sulit memiliki saudara dan kawan. d. kehidupannya akan sengsara terus. Penjelasan Maksud soal tidak menyayangi orang kecil, dan tidak mengerti hak orang besar. Kata kunci hadis. Jawabannya adalah B. Pada belajar online kali ini, kata kuncinya adalah mereka yang tidak sayang orang kecil, dan tidak mengerti hak orang besar. Nah, hadis yang menyebutkan mengenai hal tersebut ada di pada hadis Riwayat Abu Dawud. Di hadis tersebut, menyebutkan bahwa orang tersebut bukanlah golongan kami. Yang berarti bukan tergolong / termasuk umat Rasulullah / nabi Muhammad makanya jawabannya ada pada pilihan B. Berikut ini adalah hadis yang dimaksud oleh soal Sedangkan jawaban A, C dan D salah. Neraka jahanam, sulit memiliki saudara, dan kehidupan nelangsa tidak disebutkan di dalam hadis yang dimaksud oleh soal. Sehingga jawaban A, C dan juga D salah. Kunci Jawaban Hadis Rasulullah menyatakan bahwa orang yang tidak menyayangi orang yang lebih kecil dan tidak mengerti hak orang yang lebih besar B tidak tergolong umat Rasulullah, sebab dalam hadis Riwayat Abu Dawud diterangkan bahwa orang yang tidak sayang orang kecil, dan juga tidak mengerti hak orang besar bukanlah golongan kami. Jawaban diverifikasi BENAR 💯 KunciJawaban Pilihan ganda Halaman 196 PAI Kelas 9 : 1. Hadis Rasulullah menyatakan bahwa orang yang tidak menyayangi orang yang lebih kecil dan tidak mengerti hak orang yang lebih besar . a. Dimasukkan ke neraka jahanam. b. Tidak tergolong umat Rasulullah. d. Kehidupannya akan sengsara terus. JawabanHadis Rasulullah menyatakan bahwa orang yang tidak menyayangi orang yang lebih kecil dan tidak mengerti hak orang yang lebih besar maka bukan termasuk ke dalam golongan nabi Muhammad Shalallahu Alaihi kehidupan sehari hari senatiasa kita harus mengamalkan apa yang Allah dan Rasulnya perintahkan kepada kita. Diantaranya adalah adab-adab seseorang terhadap orang yang lebih tua dan sebaliknya adab kepada yang lebih muda. Dalam salah satu hadis, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam menyebutkan bahwaليس منا من لم يجل كبيرنا و يرحم صغيرنا و يعرف لعالمنا حقه“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda serta yang tidak mengerti hak ulama” HR. Ahmad dan dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami.begitu pula di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi yang berbunyiلَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيرَنَا“Bukan golongan kami orang yang tidak menyayangi yang lebih muda atau tidak menghormati yang lebih tua.” HR. at-Tirmidzi no. 1842 dari shahabat Anas bin MalikAdapun beberapa faedah dari hadis tersebut adalahOrang yang lebih muda harus menghormati orang yang lebih yang lebih tua harus menyayangi orang yang lebig harus menghormati seorang ahli ilmu ulama.Jika hal tersebut tidak dilakukan tanpa ada udzur maka akan membuat seseorang bukan termasuk kedalam golongan nabi Muhammad Shalallahu alaihi semoga membantu! Pelajarijugahadits dan hadits menyayangi yang lebih kecil Faidah Hadits Hadits tersebut menerangkan tentang bagaimana seharusnya seorang muslim bersikap kepada prang lain sesuai dengan usia atau kedudukan yang dimilikinya. Disebutkan dalam hadits tersebut perintah untuk menyayangi anak-anak kecil dan memuliakan orang yang lebih tua maupun

عن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما مرفوعاً ليس منا من لم يَرحمْ صغيرنا، ويَعرفْ شَرَفَ كبيرنا». [صحيح] - [رواه أبو داود والترمذي وأحمد] المزيــد ... Dari Abdullah bin 'Amru bin al-'Āṣ -raḍiyallāhu 'anhumā- secara marfū, "Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi anak kecil di antara kami dan tidak mengetahui kemuliaan orang tua di antara kami." Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Tirmiżi Uraian Bukan termasuk bagian dari golongan orang muslim yang berpegang dan komiten dengan Sunnah orang yang tidak menyayangi anak kecil dari kaum muslimin, berbuat baik kepadanya, dan bermain-main dengannya; juga orang yang tidak mengetahui penghormatan dan penghargaan yang pantas didapatkan oleh orang dewasa. Lafal "laisa minnā" tidak termasuk golongan kami bertujuan untuk mengancam dan memperingatkan. Jadi bukan berarti dia keluar dari agama Islam. Terjemahan Inggris Prancis Spanyol Turki Urdu Bosnia Rusia Bengali China Persia Tagalog Indian Sinhala Uyghur Kurdi Hausa Tampilkan Terjemahan

1Asy-Syu'ara' ayat 183 2 sabar 3 Dzulkarnain 4 niat 5 Ali imran 159 6 ismail 7 Hadist (Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kesesatan) kekeliruan (yang nyata) kekeliruan yang jelas menyayangi Tidak ada tersembunyi daripada-Nya sebesar zarrahpun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidakada (pula) yang
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيْرَنَا» “Bukanlah termasuk golongan kami, orang yang tidak menyayangi anak kecil dan tidak menghormati orang yang dituakan diantara kami”. Hadits Shahih, Riwayat, At-Tirmidzi, Lihat Shahiihul jaami’ Penjelasan Hadits tersebut menjelaskan tentang bagaimana seharusnya seorang muslim bersikap kepada orang lain sesuai dengan usia atau kedudukan yang dimilikinya. Disebutkan dalam hadits tersebut perintah untuk menyayangi anak-anak kecil dan memuliakan orang yang lebih tua maupun lebih besar kedudukannya. Demikianlah sikap seorang muslim yg mengikuti sunnah Rasulullah . Adapun ucapan beliau “bukan dari golongan kami” maksudnya adalah “orang tersebut tidak mengikuti sunnah kami yakni sunnah Rasulullah dan para sahabatnya .” Dengan kata lain, barangsiapa tidak menyayangi anak kecil dan tidak memuliakan orang yg lebih tua ataupun dituakan, maka dia telah menyelisihi sunnah Rasulullah. Perkataan beliau “menghormati orang yang dituakan di antara kami” mencakup orang yg lebih tua usianya maupun orang yg memiliki ilmu atau kedudukan meskipun usianya lebih muda. Ditulis oleh Ustadz Riki, Lc. Hadisini diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang diceritakan oleh Abu Hurairah. Hadis ini bisa dijumpai di dalam kitab yang berjudul Adabul Mufrad. Dalam islam memang terdapan ajuran untuk menyayangi yang lebih muda dan menghormati yang lebih tua. Kasih sayang ini menjadi salah satu teladan yang nyata dalam diri rasulullah SAW yang wajib kita Jakarta - Kasih sayang merupakan fitrah setiap umat manusia. Islam mengajarkan pemeluknya untuk selalu menebarkan kasih sayang kepada segala ciptaan Allah dalam buku Pendidikan Karakter oleh Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, kata "kasih sayang" termasuk salah satu dari nama-nama Allah, yaitu Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Sebagaimana dijelaskan melalui ayat pertama surat Al-Fatihah, Allah SWT berfirmanبِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ Latin "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang." QS Al-Fatihah 1.Selain dari ayat tersebut, ajaran tentang kasih sayang dalam Al-Qur'an juga termaktub dalam surat Al-Balad ayat 17, Allah SWT berfirmanثُمَّ كَانَ مِنَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْمَرْحَمَةِArtinya "Dan dia tidak pula termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang." QS Al-Balad 17.Rasulullah SAW pun kerap menganjurkan kaumnya untuk saling menebarkan kasih sayang. Dalam artikel ini, akan dijelaskan beberapa hadits tentang kasih sayang yang dapat menjadi hadits tentang kasih sayang yang dirangkum dari buku 60 Hadits Shahih karya Faqihuddin Abdul Kodir dan buku Nabi Sang Penyayang karya Raghib Hadits PertamaRasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,مَنْ لَا يَرْحَمْ لَا يُرْحَمْArtinya "Barangsiapa yang tidak menyayangi, niscaya ia tidak akan disayangi." HR Al-Bukhari No. 328, dalam Kitab Al-Tayamum.Maksud dari hadits tersebut menegaskan secara mutlak bahwa orang yang tidak menyayangi hamba-hamba Allah SWT, maka ia juga tidak akan disayang oleh Hadits KeduaRasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk menyayangi siapapun yang ada di muka bumi. Sebagaimana sabda beliau,ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمُكُمْ مَنْ فِي "Sayangilah siapa yang ada di muka bumi, niscaya kamu akan disayangi oleh siapa saja yang ada di langit" HR At-Tirmidzi no. 1924.3. Hadits KetigaRasulullah SAW pernah mengajarkan umatnya untuk menyayangi orang yang lebih muda, termasuk anak kecil. Hal ini sebagaimana dikatakan dalam hadits,عن أنين ، قال قال رسول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَنسُ وَقَر الكبير وَارْحَمِ الصَّغِيرَ تُرَافِقْنِي فِي الْجَنَّةِArtinya Dari Anas, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Wahai Anas, hormati yang lebih tua dan sayangi yang lebih muda, maka kau akan menemaniku di surga.'" HR Baihaqi.4. Hadits KeempatOrang yang tidak memiliki rasa kasih sayang kepada sesamanya dapat dikatakan bahwa dirinya termasuk orang yang celaka dan sengsara. Dikatakan dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,لا تَنْزَعُ الرَّحْمَةُ إِلَّا مِن شَقِيَArtinya "Tidaklah kasih sayang itu dicabut kecuali dari orang yang sengsara." HR Abu Dawud No. 4942.5. Hadits KelimaDalam kitab Al-Baqiyatus Shalihat oleh Rabi' Abdul Rauf Az-Zawawi disebutkan bahwa kasih sayang antar sesama muslim layaknya kebersamaan dalam satu tubuh. Rasulullah SAW bersabda,مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوادِهِمْ، وتَراحُمِهِمْ ، وتَعَاطْفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذا اشْتَكَى مِنهُ عُضْقَ تَداعَى لَهُ سَائِرُ الجَسَدِ بِالسَّهَرِ والحُمّىArtinya "Perumpamaan sesama kaum mukminin dalam menjaga hubungan kasih sayang dan kebersamaan seperti satu tubuh, jika satu anggota merasakan sakit, maka akan membuat seluruh tubuhnya terjaga dan merasakan demam." HR Muslim No. 2586.6. Hadits KeenamRasa kasih sayang juga diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada binatang. Ketika seseorang menyembelih binatang, hendaknya penyembelihannya tersebut didasari dengan kasih sayang. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits, Rasulullah SAW bersabdaإِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسَنُوا الديح وليحدٌ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ "Sesungguhnya Allah menentukan kebaikan terhadap segala sesuatu. Jika kalian membunuh, maka hendaknya membunuh dengan baik. Jika kalian menyembelih, maka hendaknya menyembelih dengan baik, hendaknya kalian menajamkan pisaunya dan senangkanlah binatang itu pada saat disembelih." HR Muslim.7. Hadits KetujuhAnjuran Rasulullah SAW untuk menebarkan kasih sayang kepada binatang juga disebutkan dalam suatu riwayat, bahwa ada seorang wanita yang masuk neraka karena ia pernah membunuh kucing semasa hidupnya. Sebagaimana sabda beliau,"Ada seorang wanita masuk ke dalam neraka karena seekor kucing yang diikatnya dan tidak diberi makan, serta tidak membiarkannya makan rerumputan yang tumbuh di bumi." HR Al-Bukhari.Itulah beberapa hadits tentang kasih sayang yang patut diteladani seluruh umat muslim kepada seluruh makhluk hidup ciptaan Allah Video "K-Talk Tradisi Ramadan dan Lebaran di Korea Selatan" [GambasVideo 20detik] lus/lus
Ibukitalah yang mengandung kita selama 9 bulan lamanya. Anak adalah anugerah yang diberikan allah ta'ala kepada orang tua. 1842 Dari Shahabat Anas Bin Malik) Para Pembaca Yang Semoga Dirahmati Oleh Allah. Islam telah menganjurkan pemeluknya untuk menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi sosok yang lebih muda.
hadis rasulullah menyatakan bahwa orang yang tidak menyayangi orang yang lebih kecil dan tidak bisa mengerti hak orang yang besar adalah Jawaban Jawaban dari pertanyaan diatas adalah Bukan golongannya Nabi Muhammad SAW. Penjelasan Hadits yang menyebutkan tentang hal tersebut terdapat pada Riwayat Imam Ahmad, Riwayat Abu dawud, dan Riwayat Tirmidzi yang menyebutkan bahwa orang tersebut bukanlah golongan kami, yang berarti bukan tergolong / termasuk umat Rasulullah / nabi Muhammad Dari Ubadah bin Shamith bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda. لَيْسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ لَمْ يجل كَبِيْرَناَ وَيَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيَعْرِفُ لِعَالِمِنَا حَقَّهُ Bukan termasuk umatku orang yang tidak menghormati yang tua, tidak menyanyangi yang kecil dan tidak mengenal hak orang alim.[ HR. Ahmad] لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيَعْرِفْ شَرَفَ كَبِيْرِنَا Bukan termasuk golonganku, orang yang tidak sayang kepada yang kecil dan tidak mengenal kedudukan orang yang besar. [HR. Abu Dawud] Dari Anas bin Malik bahwa Beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabda. لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيُوْقِرْ كَبِيْرَنَا Bukan termasuk golonganku, orang yang tidak sayang kepada yang kecil dan tidak menghormati orang yang besar.[HR. Tirmidzi] Jadi, jawabannya adalah Bukan golongannya Nabi Muhammad SAW.

Rasulullahbersabda, "Tidak termasuk golongan kami yang tidak menghormati generasi tua dan tidak menyayangi yang kecil." Dalam hal ini pihak orangtua lebih dahulu disebutkan, karena sebagai pendahulu mereka lebih berjasa. Merekalah yang pertama babat alas, atau menjadi pengawal amal.

Rasulullah bersabda, لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيرَنَا “Bukan golongan kami orang yang tidak menyayangi yang lebih muda atau tidak menghormati yang lebih tua.” HR. at-Tirmidzi no. 1842 dari shahabat Anas bin Malik Para pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah. Hadits ini menunjukkan tentang disyariatkannya berakhlak yang baik dan wajibnya menyayangi antar sesama kaum muslimin. Hadits ini menerangkan tentang adab atau sopan santun dalam Islam ketika kita bergaul dengan anak muda atau orang tua, yang masing-masingnya memiliki hak yang pantas diberikan baginya. Terhadap yang lebih tua maka hendaklah kita menghormati dan memuliakannya, karena mereka memiliki keutamaan. Adapun terhadap yang lebih muda maka hendaklah kita menyayangi dan lemah lembut kepadanya, karena pada diri yang lebih muda akal dan ilmunya masih kurang. Mereka perlu dibimbing dan dipenuhi kebutuhannya serta tidak menghukumnya apabila tidak sengaja melakukan kesalahan. Demikianlah Islam mengajarkan akhlak mulia, saling menghormati dan menyayangi antar sesama muslim yang membuahkan rasa persaudaraan dan persatuan di antara kaum muslimin. Makna ucapan beliau “bukan golongan kami” adalah bukanlah merupakan petunjuk kami atau ajaran kami. Bukanlah makna “bukan golongan kami” berarti dia adalah kafir. Di antara bentuk menghormati orang yang lebih tua adalah Mendahulukan orang yang lebih tua dalam berbicara. Mengapa mendahulukan orang yang lebih tua dalam berbicara? Karena disamping dalam rangka menghormati kedudukan mereka, keumuman orang yang lebih tua lebih bagus dalam berbicara dibandingkan dengan yang lebih muda. Disebutkan dalam sebuah kisah, tiga orang shahabat Nabi yang bernama Abdurrahman bin Sahl, Huwaishah bin Mas’ud dan Muhaishah bin Mas’ud mendatangi Nabi untuk mengadukan suatu permasalahan. Setelah sampai dihadapan beliau, mulailah Abdurrahman bin Sahl berbicara dan dia adalah yang paling muda di antara mereka. Maka Nabi pun menegurnya seraya bersabda, كَبِّرْ الْكُبْرَ “Hormatilah yang lebih tua.” Yahya –salah seorang perawi hadits ini– menerangkan, “Hendaknya yang memulai berbicara adalah yang lebih tua.” HR. al-Bukhari no. 5677 dari shahabat Rafi’ bin Khadij dan Sahl bin Abi Hatsmah Kapankah yang lebih muda diperbolehkan untuk berbicara dihadapan yang lebih tua? Al-Imam al-Bukhari dalam kitab al-Adabul Mufrad membuat sebuah bab “Apabila yang lebih tua tidak berbicara apakah boleh bagi yang lebih muda berbicara?” Kemudian beliau menyebutkan sebuah kisah dari Abdullah bin Umar. Suatu hari Rasulullah menyampaikan sebuah teka-teki, أَخْبِرُونِي بِشَجَرَةٍ مَثَلُهَا مَثَلُ الْمُسْلِمِ تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَلَا تَحُتُّ وَرَقَهَا “Beritahukanlah kepadaku tentang suatu pohon yang permisalannya seperti seorang muslim. Pohon tersebut mengeluarkan buahnya setiap waktu dan tidak menggugurkan daunnya dengan seizin Rabbnya.” Abdullah bin Umar berkata, “Dalam hatiku terbersit bahwa itu adalah pohon kurma, namun aku enggan untuk berbicara karena disana ada Abu Bakr dan Umar.” Ketika Abu Bakr dan Umar tidak menjawab maka Rasulullah pun memberikan jawaban, “Itu adalah pohon kurma.” Ketika Abdullah bin Umar keluar dari majelis bersama ayahnya dia pun berkata, “Wahai ayahku, tadi terbersit dalam hatiku bahwa itu adalah pohon kurma.” Umar berkata, “Apa yang menghalangimu untuk menjawabnya? Kalau seandainya engkau menjawabnya maka yang demikian ini lebih aku senangi daripada ini dan itu harta terbaik.” Abdullah bin Umar berkata, “Tidak ada yang menghalangiku untuk menjawab melainkan karena engkau dan Abu Bakr tidak berbicara sehingga akupun enggan untuk berbicara.” HR. al-Bukhari no. 360 dalam al-Adabul Mufrad dari shahabat Abdullah bin Umar Hadits ini menunjukkan tentang bolehnya yang lebih muda berbicara dihadapan yang lebih tua dengan syarat yang lebih muda memiliki kepandaian dan tidak ada satupun dari yang lebih tua berbicara. Mendahulukan orang yang lebih tua untuk mendapatkan tempat duduk dalam majelis. Al-Hafizh al-Iraqi berkata, “Termasuk dalam masalah ini pula adalah memberikan tempat yang lapang kepada orang yang baru datang ke majelis apabila memungkinkan, terlebih lagi apabila dia termasuk orang yang berhak untuk dimuliakan seperti orang yang sudah tua, orang berilmu atau pemuka masyarakat.” Faidhul Qadir, jilid 5, hlm. 494 Yang lebih muda mengucapkan salam terlebih dahulu kepada yang lebih tua. Rasulullah bersabda, يُسَلِّمُ الصَّغِيرُ عَلَى الْكَبِيرِ وَالْمَارُّ عَلَى الْقَاعِدِ وَالْقَلِيلُ عَلَى الْكَثِير “Yang lebih muda mengucapkan salam kepada yang lebih tua, yang berjalan kaki mengucapkan salam kepada yang duduk dan yang sedikit mengucapkan salam kepada yang banyak.” HR. al-Bukhari no. 5763 dari shahabat Abu Hurairah Mengangkat orang yang paling tua sebagai pemimpin. Bahwasanya Qais bin Ashim pernah berwasiat kepada anak-anaknya menjelang kematiannya, اتَّقُوا اللهَ وَسَوِّدُوا أَكْبَرَكُمْ فَاِنَّ القَومَ إِذَا سَوَّدُوا أَكْبَرَهُم خَلَفُوا أَبَاهُم وَإِذَا سَوَّدُوا أَصْغَرَهُم أَزْرَى بِهِمْ ذَلِكَ فِي أَكْفَائِهِم “Bertakwalah kalian kepada Allah dan angkatlah yang paling tua diantara kalian sebagai pemimpin. Karena sesungguhnya suatu kaum apabila mereka mengangkat yang paling tua diantara mereka sebagai pemimpin, maka mereka akan mampu menggantikan kedudukan ayah-ayah mereka. Apabila mereka mengangkat yang paling muda diantara mereka sebagai pemimpin, maka tindakan mereka itu berarti meremehkan orang-orang yang sebaya dengan mereka.” HR. al-Bukhari no. 361 dalam al-Adabul Mufrad dari Hakim bin Qais bin Ashim Di antara bentuk menyayangi orang yang lebih muda adalah Mencium anak-anak. Bahwasanya Rasulullah pernah mencium al-Hasan bin Ali sementara di sisi beliau ada al-Aqra bin Habis at-Tamimi yang sedang duduk. Kemudian al-Aqra berkata, “Sesungguhnya aku memiliki 10 anak namun aku tidak pernah mencium seorang pun dari mereka.” Lalu Rasulullah memandangnya seraya bersabda, مَنْ لاَ يَرْحَمُ لاَ يُرْحَمُ “Barangsiapa yang tidak menyayangi maka dia tidak disayangi.” HR. al-Bukhari no. 5538 dan Muslim no. 4282 dari shahabat Abu Hurairah Rasulullah juga pernah bersabda, لاَ يَرْحَمُ اللهُ مَنْ لاَ يَرْحَمُ النَّاسَ “Allah tidak menyayangi orang yang tidak menyayangi manusia.” HR. al-Bukhari no. 96 dalam al-Adabul Mufrad dari shahabat Jarir bin Abdillah Bercanda dengan anak kecil. Anas bin Malik berkata, كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ لَيُخَالِطُنَا حَتَّى يَقُولَ لِأَخٍ لِي صَغِيْرٍ يَا أَبَا عُمَيْرٍ مَا فَعَلَ النُّغَيْرُ “Dahulu Nabi biasa bergaul dengan kami sampai-sampai beliau mengatakan kepada adik laki-lakiku yang masih kecil, “Wahai Aba Umair, apa yang dilakukan nughair burung kecil peliharaannya?.” HR. al-Bukhari no. 5664 dari shahabat Anas bin Malik Mengusap kepala anak kecil. Yusuf bin Abdullah bin Salam berkata, سَمَّانِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يُوْسُفَ وَأَقْعَدَنِى عَلَى حِجْرِهِ وَمَسَحَ عَلَى رَأْسِي “Aku diberi nama oleh Rasulullah dengan nama Yusuf, beliau mendudukkan aku di pangkuan beliau dan mengusap kepalaku.” HR. al-Bukhari no. 367 dalam al-Adabul Mufrad dari Yusuf bin Abdullah bin Salam Memeluk anak kecil. Ya’la bin Murrah bercerita, “Kami keluar bersama Rasulullah dan kami diundang untuk menyantap hidangan. Ternyata al-Husain sedang bermain di jalan. Maka dengan segera Nabi maju mendahului orang-orang kemudian membentangkan kedua tangan beliau. Namun anak itu justru berlari kesana kemari sementara beliau bercanda dan tertawa bersamanya sampai akhirnya beliau berhasil menangkapnya. Dan beliau memegang dagu al-Husain dengan salah satu tangannya dan tangan yang lain memegang kepalanya kemudian beliau memeluknya, lalu beliau bersabda, حُسُيْنٌ مِنِّى وَأَنَا مِنْ حُسَيْنٍ أَحَبَّ اللهُ مَنْ أَحَبَّ حُسَيْنًا “Husain bagian dariku dan aku bagian dari Husain, Allah mencintai orang yang mencintai Husain.” HR. al-Bukhari no. 364 dalam al-Adabul Mufrad dari shahabat Ya’la bin Murrah Memberikan buah kepada orang yang paling muda. Abu Hurairah berkata, “Kebiasaan Rasulullah apabila diberi buah-buahan, beliau mendoakan, اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي مَدِيْنَتِنَا وَمُدِّنَا وَصَاعِنَا بَرَكَةً مَعَ بَرَكَةٍ “Ya Allah, berikanlah keberkahan buat kami di kota kami, mud kami dan sha’ kami, keberkahan demi keberkahan.” Kemudian beliau memberikan buah tersebut kepada anak yang paling kecil di sebelah beliau. HR. al-Bukhari no. 362 dalam al-Adabul Mufrad dari shahabat Abu Hurairah. Wallahu a’lam bish shawab. Penulis Ustadz Muhammad Rifqi
3 Arti dari sabdanya: 'Tidak menyayangi yang lebih kecil', ialah berlaku lemah lembut kepada yang lebih kecil yaitu dengan membimbing dan mengajarinya, karena menghormati orang yang lebih besar, dan menyayangi orang yang lebih kecil, kemudian memerintahkan pada suatu kebaikan serta mencegah dari kejelekan termasuk sunnah para Nabi dan Rasul, sehingga barangsiapa yang enggan mengikuti MENGHORMATI ORANG LAINلَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيْرَنَا وَيَرْحَمْ صَغِيْرَنَا“Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua dan tidak menyayangi yang muda dari kami.”Orang yang paling pantas dihormati dan dihargai adalah orang yang paling banyak ilmu dan amal ibadahnya. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaإِنَّ اللهَ تعالى يَرْفَعُ بِهذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِيْنَ“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengangkat beberapa kaum dengan kitab ini dan merendahkan yang lain.[1]Itulah standar mengutamakan dan yang memiliki akhlak ihtiram menghormati orang lain menghormati ilmu dan pemiliknya, dan termasuk penghormatanmu terhadap ulama bahwa engkau merasakan wibawanya. Al-Bukhari meriwayatkan sesungguhnya Hudzaifah Radhiyallahu anhu menyampaikan hadits tentang fitnah, lalu para tabi’in ingin bertanya kepadanya, mereka berkata “Karena wibawa Hudzaifah kami tidak mampu bertanya kepadanya…”[2]Sungguh seperti inilah keadaan para sahabat bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, pada suatu ketika mereka ingin bertanya kepada beliau Shallallahu alaihi wa sallam tentang orang yang menepati janjinya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, siapakah yang dimaksud dengannya dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’alaمِّنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَاعَاهَدُوا اللهَ عَلَيْهِ فَمِنهُم مَّن قَضَى نَحْبَهُDi antara orang-orang mu’min itu ada orang-orang yang menepati apa yang mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. [al-Ahzab/33 23]Mereka berkata kepada arab badui yang jahil, “Tanyakanlah kepada beliau Shallallahu alaihi wa sallam tentang orang yang menepati janjinya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, siapakah dia? Rawi yang meriwayatkan berkata Mereka tidak berani menanyakannya, mereka menghormati dan membesarkannya Shallallahu alaihi wa sallam.’[3] Dan di dalam hadits sujud sahwi, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam shalat dua rakaat, bukan empat rekaat. Maka sebagian sahabat mengira bahwa shalat diqashar. Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata Dalam jamaah adalah Abu Bakar Radhiyallahu anhu dan Umar Radhiyallahu anhu, keduanya merasa segan mempertanyakannya…”[4] Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mendorong mereka agar selalu bertanya, beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabda Bertanyalah kepadaku’ –maka mereka segan bertanya kepada beliau Shallallahu alaihi wa sallam.[5] Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Jibril Alaihissallam dalam bentuk manusia untuk bertanya kepada beliau agar mereka belajar tentang agama antara tatakrama menghormati ulama adalah tidak berbicara bersama mereka dalam masalah-masalah yang langka. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melarang dari ghuluthat. Al-Auza’i berkata al-Ghluthat adalah masalah-masalah yang berat dan susah.[6] Dan disebutkan dalam hadits yang shahihلاَ تَعَلَّمُوْا الْعِلْمَ لِتُبَاهُوْا بِهِ الْعُلَمَاءَ أَوْ تُمَارُوْا بِهِ السُّفَهَاءَ وَلاَ لِتَجْتَرِؤُوْا بِهِ الْمَجَالِسَ, فَمَنْ فَعَلَ ذلِكَ فَالنَّاُر النَّارُ“Janganlah engkau menuntut ilmu bertujuan, berniat untuk mengalahkan para ulama atau membantah orang-orang bodoh dan jangan pula untuk berani di majelis. Maka barangsiapa yang melakukan hal itu maka api neraka, api neraka.[7]Maka hendaklah merasa takut orang-orang yang bertanya hanya untuk membantah atau untuk menguji, bukan untuk belajar. Maka sesungguhnya sifat umat Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam adalah menghormati dan membesarkan ilmu dan مِنَّا مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيْرَنَا وَيَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيَعْرِف لِعَالِمِنَا حَقَّهُ“Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua dan tidak menyayangi yang muda dari kami serta tidak mengenal hak orang alim dari kami.”[8]Sebagaimana wajib menghormati orang alim, penuntut ilmu juga berhak mendapat penghormatan. Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan dalam hadits utusan dari Bani Qais, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menempatkan mereka sebagai tamu kepada kaum Anshar …Maka tatkala di pagi hari, beliau bersabda, Bagaimana kalian melihat penghormatan saudara-saudara kalian dan jamuan mereka terhadap kalian? Mereka menjawab, Sebaik-baik saudara, mereka melembutkan tempat tidur kami dan membuat enak makanan kami, malam dan pagi hari mereka terus-menerus mengajarkan kepada kami Kitabullah al-Qur`an dan sunnah nabi kami.’[9] Dan yang lebih jelas dari itu, riwayat yang disebutkan dalam hadits Hasanسَيَأْتِبْكُمْ أَقْوَامٌ يَطْلُبُوْنَ الْعِلْمَ فَإِذاَ رَأَيْتُمُوْهُمْ فَقُوْلُوْا لَهُمْ مَرْحَبًا بِوَصِيَّةِ رَسُوْلِ اللهِ وَأَفْتُوْهُمْAkan datang kepada kalian satu kaum yang menuntut ilmu. Maka bila kamu melihat mereka maka katakanlah kepada mereka Selamat datang dengan wasiat/pesan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, dan berikanlah fatwa kepada mereka.’[10]Maka hendaklah para ulama memberi pesan kebaikan kepada para santrinya, sesungguhnya hal itu menambah penghormatan dan penghargaan para murid santri kepada para guru dan pendidik sesungguhnya yang sangat penting untuk diingat adalah menghormati orang-orang shalih dari generasi terdahulu. Maka di antara wasiat Umar Radhiyallahu anhu sebelum wafatnya Saya berpesan kepada khalifah sesudahku agar berbuat baik kepada kaum Muhajirin generasi pertama, agar ia mengetahui hak mereka dan menjaga kehormatan mereka, dan aku berpesan agar berbuat baik kepada kalangan Anshar –orang orang yang telah menyiapkan rumah dan iman- agar menerima kebaikan mereka dan memaafkan kesalahan mereka.’[11]Maka maafkanlah kesalahan orang-orang yang telah mendahuluimu di medan dakwah dan jihad, jagalah posisi mereka dan jangan engkau melupakan keutamaan Radhiyallahu anhu meriwayatkan, sesungguhnya Jarir bin Abdullah Radhiyallahu anhu melayaninya –padahal usianya lebih tua darinya- karena Jarir Radhiyallahu anhu ini tidak pernah melupakan penghormatan kaum Anshar kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, ia berkata, Aku tidak menemukan seorangpun dari kalangan Anshar kecuali aku memuliakannya.”[12]Dan Ahmad rahimahullah meriwayatkan sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda di dalam khutbah…وَإِنَّ اْلأَنْصَارَ عَيْبَتِي الَّتِي آوَيْتُ إِلَيْهَا, فَأَكْرِمُوْا كَرِيْمَهُمْ وَتَجَاوَزُوْا عَنْ مُسِيْئِهِمْ“Sesungguhnya kaum Anshar adalah orang khusus bagiku yang aku kembali kepadanya, maka muliakanlah yang mulia dari mereka dan maafkanlah yang bersalah dari mereka.”[13]Dan ketika generasi penerus dari umat ini terdidik untuk memuliakan generasi terdahulu dalam kebaikan dan lebih dahulu dalam melayani Islam. saat itu meratalah kebaikan di antara beberapa antara gambaran penghormatan yang terpuji adalah yang muda memuliakan yang lebih tua usianya, atau lebih banyak keutamaannya dari padanya. Maka sesungguhnya Ibnu Umar Radhiyallahu anhu tatkala mengetahui jawaban pertanyaan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tentang pohon yang menyerupai seorang muslim, ia berkata, Aku ingin mengatakan bahwa ia adalah pohon kurma. Lalu aku melihat, ternyata aku adalah yang paling muda. Maka aku diam.”[14] Dan dalam hadits shahih “Berkah bersama yang tua darimu“.[15] Dan yang dimuliakan di tengah kaumnya tidak pantas diperlakukan kecuali dengan penghormatan. Disebutkan dalam hadits yang hasan إِذَا أَتَاكُمْ كَرِيْمُ قَوْمٍ فَأَكْرِمُوْهُ“Apabila datang kepadamu yang mulia dari suatu kaum maka muliakanlah dia.”[16]Di antara kemuliaan orang yang beriman adalah menghormati orang yang telah berbuat baik kepadanya, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tidak melupakan jasa sebagian kaum musyrik yang punya peran dalam melindungi diri dan dakwahnya Shallallahu alaihi wa sallam. Bahkan, bangsa arab di masa jahiliyah mempunyai budi pekerti yang terpuji, yaitu menghormati orang yang berbuat baik kepada mereka. Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki dari kaum musyrik yang bernama Urwah bin Mas’ud, tatkala Abu Bakar Radhiyallahu anhu bersikap kasar kepadanya dalam perdamaian Hudaibiyah, ia tidak menjawab sedikitpun, karena Abu Bakar Radhiyallahu anhu pernah berbuat baik kepadanya yang belum sempat dibalasnya. Karena itulah ia berkata Demi Allah yang diriku berada di tangan-Nya, kalau bukan karena jasamu terhadapku yang belum sempat kubalas niscaya aku menjawab ucapanmu.’[17] Dan di dalam hadits yang shahihمَنْ صَنَعَ إِلَيْكُمْ مَعْرُوْفًا فَكَافِئُوْهُ“Barang siapa yang berbuat baik kepadamu maka balaslah.” [18]Dan sekurang-kurang balasan yang mesti kamu berikan kepada yang berbuat baik kepadamu adalah mukmin pastas mendapat penghormatan maka dia tidak boleh disuruh berdiri untuk menempatkan orang lain, wajib menjamunya, disyari’atkan musyawarah dengannya, menghadapinya dengan muka manis, dan memasukkan rasa senang di hatinya. Pada dasarnya manusia senang dihormati dan dimuliakan serta meminta kepada Rabb-nya agar memuliakannya. Disebutkan dalam doa Nabi Shallallahu alaihi wa sallamاَللّهُمَّ زِدْنَا وَلاَتَنْقُصْنَا وَأَكْرِمْنَا وَلاَتُهِنَّا وَأَعْطِنَا وَلاَتُحْرِمْنَا وَآثِرْنَا وَلاَتُؤَثِّرْ عَلَيْنَا“Ya Allah, tambahlah kepada kami dan jangan Engkau kurangi, muliakanlah kami dan jangan Engkau hinakan, berikanlah kepada kami dan jangan Engkau tahan, dan utamakanlah kami dan jangan engkau sisihkan…”[19]Ketahuilah, sangat merugi suatu umat yang tidak bisa saling menghormati dan menghargaiحَسبَ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ“Cukuplah seseorang menjadi jahat bahwa ia menghinakan saudaranya sesama muslim.”[20]Dan dalam pendirian Abu Sufyan Radhiyallahu anhu di masa jahiliyahnya menjadi pelajaran bagi orang-orang yang jahil dan bagi mayoritas kaum muslimin dalam menghormati jiwa. Yaitu saat dia enggan memberikan kesaksian palsu di hadapan kaisar Hiraqlius dan rombongan yang menyertainya pada hak Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Dalam riwayat Ibnu Ishaq, ia menyebutkan alasan tersebut, ia berkata, Demi Allah, jika aku berdusta niscaya mereka tidak menyanggah, akan tetapi saya adalah seorang pemuka yang enggan berdusta, dan aku mengetahui bahwa paling tidak –jika aku berdusta- mereka akan mengingat hal itu tentang diriku kemudian mereka membicarakannya, maka aku tidak berdusta.’[21]RingkasanStandar penghormatan seseorang adalah sekadar antara gambaran penghormatan kepada ulama a Membesarkannya dan merasa segan darinya. b Mengurangi bertanya kepadanya. c Tidak mencelanya karena ulama terhadap penuntut ilmu adalah dengan kepada para senior dalam kebaikan adalah tanda muda menghormati yang lebih kepada orang yang berbuat baik mukmin pantas mendapat yang menghormati dirinya niscaya ia menghormati orang lain[Disalin dari الاحترام Penulis Mahmud Muhammad al-Khazandar, Penerjemah Muhammad Iqbal Ghazali, Editor Eko Haryanto Abu Ziyad. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. 2009 – 1430] ______ Footnote [1] Shahih Muslim, Kitab Shalat orang-orang musafir, bab 47, hadits no. 817 Syarh an-Nawawi 3/346. [2] Shahih al-Bukhari, hadits no 525 dan diriwayatkan oleh Ahmad 5./402 dan ini adalah lafazhnya. [3] Shahih Sunan at-Tirmidzi 3/91 hadits no. 2560/3433 hasan shahih. [4] Shahih al-Bukhari, hadits no. 6051 dan diriwayatkan oleh Ahmad 2/234 dan ini adalah lafazhnya. [5] Shahih Muslim, kitab iman, bab 1, hadits no. 7-10 Syarh an-Nawawi 1/278. [6] Musnad imam Ahmad 5/435 [7] Shahih al-Jami’, hadits no 7370 Shahih. [8] Shahih al-Jami’, hadits no. 5443 hasan. [9] Musnad Ahmad 3/432 [10] Shahih al-Jami’, hadits no. 3651 hasan. [11] Shahih al-Bukhari, Kitab Jana`iz, bab 96, hadits no. 1392 al-Fath 3/256 [12] Shahih al-Bukhari, kitab Jihad, bab 71, hadits no. 2888 al-Fath 6/82. [13] Musnad Ahmad 3/500 [14] Shahih al-Bukhari, kitab ilmu, bab 14, hadits no. 72. [15] Shahih al-Jami’, hadits no. 2884 Shahih. [16] Shahih Sunan Ibnu Majah 2/303, hadits no. 2991 hasan. [17] Musnad Ahmad 4/324 [18] Shahih Sunan Ibnu Majah 1/314, hadits no 1468/.1672. [19] Musnad Ahmad 1/34 [20] Shahih Muslim, hadits no. 2564 dan Ahmad 3/491 dan ini adalah lafazhnya. [21] Dari Fathul Bari 1/35
Diantara bentuk menyayangi orang yang lebih muda adalah: Mencium anak-anak. Bahwasanya Rasulullah pernah mencium al-Hasan bin Ali sementara di sisi beliau ada al-'Aqra bin Habis at-Tamimi yang sedang duduk. Kemudian al-'Aqra berkata, "Sesungguhnya aku memiliki 10 anak namun aku tidak pernah mencium seorang pun dari mereka."
Januari 15, 2016 2,775 Views dok. alibrah/bersama kodim 0817 gresik Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيْرَنَا “Bukanlah termasuk golongan kami, orang yang tidak menyayangi anak kecil dan tidak menghormati orang yang dituakan diantara kami”. Hadits Shahih, Riwayat, At-Tirmidzi, Lihat Shahiihul jaami’ Hadits tersebut menjelaskan tentang bagaimana seharusnya seorang muslim bersikap kepada orang lain sesuai dengan usia atau kedudukan yang dimilikinya. Disebutkan dalam hadits tersebut perintah untuk menyayangi anak-anak kecil dan memuliakan orang yang lebih tua maupun lebih besar kedudukannya. Demikianlah sikap seorang muslim yg mengikuti sunnah Rasulullah . Adapun ucapan beliau “bukan dari golongan kami” maksudnya adalah “orang tersebut tidak mengikuti sunnah kami yakni sunnah Rasulullah dan para sahabatnya .” Dengan kata lain, barangsiapa tidak menyayangi anak kecil dan tidak memuliakan orang yg lebih tua ataupun dituakan, maka dia telah menyelisihi sunnah Rasulullah. Adapun cara Rasulullah memperlakukan anak-anak atau anak kecil. Inilah 6 Sunah Rasulullah Menyayangi Anak. Rasul senang bermain-main menghibur dengan anak-anak dan Rasul pun tak jarang memangku mereka. Beliau menyuruh Abdullah, Ubaidillah dan lain-lain dari putra-putra pamanya Al-Abbas RA. untuk berbaris lalu berkata, “Siapa yang lebih dulu sampai kepadaku akan kuberi sesuatu hadiah.” Mereka pun berlomba-lomba menuju Rasul, kemudian duduk di pangkuan Beliau, lalu Rasul memeluk mereka dan menciuminya. Al-Aqraa bin Harits melihat nabi Muhammad Saw. mencium Al-Hasan ra. lalu berkata,”Wahai Rasulullah, aku belum pernah mencium mereka.” Rasul bersabda “Aku tidak akan mengangkat engkau sebagai seorang pemimpin apabila Allah telah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu. Barang siapa yang tidak memiliki kasih sayang ,niscaya dia tidak akan di sayangi.” Seorang anak kecil dibawa kepada Rasul,supaya dimohonkan berkah dan diberi nama, lalu anak itu dipangku oleh Beliau. Tiba-tiba anak itu kencing, lalu orang-orang yang melihatnya berteriak. Beliau berkata,” Jangan diputuskan anak yang sedang kencing, biarkanlah sampai dia selesai dulu kencingnya.” Beliau pun berdoa dan memberi nama, kemudian berbisik kepada orangtuanya supaya jangan mempunyai perasaan bahwa beliau tidak senang terkena air kencing anaknya. Ketika mereka anak-anak telah pergi Beliau mencuci sendiri kain yang terkena kencing tadi. Nabi Muhammad melakukan sholat, sedangkan Umamah binti Zaenab diletakkan di leher Beliau. Di saat Beliau sujud, lalu diletakkanlah Umamah dan bila beliau bangun dari sujud, Umamah diletakkan lagi di leher Beliau. Umamah adalah anak kecil dari Abu Ash bin Rabigh bin Abdusysyam. Rasululah pernah lama sekali bersujud dalam sholatnya, maka sahabat bertanya.”Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau lama sekali bersujud, hingga kami mengira ada sesuatu kejadian atau engkau sedang menerima wahyu. Rasul menjawab.“Tidak apa-apa saat itu aku ditunggangi oleh cucuku,maka aku tidak mau melepaskanya hingga dia puas.” Anak itu adalah Al-Hasan atau Husein ra. Diriwayatkan pada suatu hari raya Rasul keluar rumah untuk melaksanakan sholat Id. Di tengah jalan tiba-tiba pandangan beliau tertuju pada sseorang yg sedang duduk menyendiri dan menangis tersedu-sedu, bajunya compang-camping dan tidak bersandal pun Rasul menghampiri anak itu mengusap kepalanya dan mendekapnya di dada Beliau seraya bertanya.”Mengapa kau menangis, Nak?.” Anak itu menjawab, “Ayahku mati dalam suatu pertempuran bersama nabi”. Lalu ibuku menikah lagi, lalu aku diusir untuk jauh dari rumah, sekarang aku takmempunyai baju dan makanan yang enak. Kemudian Rasul membimbingnya dan berkata, “Sukakah kamu bila aku menjadi bapakmu? Fatimah menjadi kakakmu? Aisyah menjadi ibumu? Ali sebagai pamanmu? Fatimah menjadi kakakmu? Hasan Husein menjadi saudaramu?” Anak itu segera tahu, siapa orang yang berbicara di hadapannya, maka ia langsung menjawab, “Mengapa aku tak suka, ya Rasulullah”. Kemudian rasul membawa anak itu ke rumah beliau dan diberinya pakaian yang indah memandikanya, dan memberinya perhiasan yang indah-indah lalu mengajaknya makan. Kemudian anak itu kembali bermain keluar berrsama teman-temanya sambil tertawa dan kegirangan, melihat perubahan itu kawan-kawannya bertanya.” Tadi kamu menangis, kenapa sekarang kamu bergembira, anak itu menjawab, “Tadi aku tidak mempunyai pakaian sekarang aku punya, tadi aku lapar sekarang aku kenyang. Tadi aku tidak punya bapak, sekarang bapakku Rasulullah dan ibuku Aisyah. Haditsyang terkumpul akan menghasilkan sebuah gambaran yang lebih besar yang disebut dengan sunnah. Menurut ajaran Islam bagi umat muslim yang melakukan sunnah akan mendapatkan pahala. mengatur besar dan kecil huruf, dan memiliki fitur tampilan mode gelap agar mata tetap nyaman dalam membaca layar gawai. 7. Hadith Encyclopedia - Kutubut Hadis Rasulullah menyatakan bahwa orang yg tak menyayangi orang yg lebih kecil & tak mengetahui hak orang yg lebih besar B tak tergolong umat Rasulullah. Sebab dlm hadis Riwayat Abu Dawud, disebutkan yg artinya Ibnu Sarh berkata Dari Nabi saw. ia bersabda Siapa yg tak menyayangi orang yg kecil di antara kami & tak mengetahui hak orang yg lebih besar di antara kami, maka ia bukan dr golongan kami.” Dari hadis di atas, terang baha orang tersebut bukan kalangan kami, bermakna bukan tergolong umat nabi Muhammad Saw. Sehingga jawabannya ada pada opsi jawaban B. Hadis Rasulullah menyatakan bahwa orang yg tak menyayangi orang yg lebih kecil & tak mengetahui hak orang yg lebih besar ….PenjelasanKunci Jawaban a. dimasukkan ke neraka jahanam. b. tak tergolong umat Rasulullah. ✅ c. susah mempunyai saudara & mitra. d. kehidupannya akan sengsara terus. Penjelasan Maksud soal tidak menyayangi orang kecil, & tak mengetahui hak orang besar. Kata kunci hadis. Jawabannya adalah B. Pada mencar ilmu online kali ini, kata kuncinya ialah mereka yg tak sayang orang kecil, & tak mengetahui hak orang besar. Nah, hadis yg menyebutkan perihal hal tersebut ada di pada hadis Riwayat Abu Dawud. Di hadis tersebut, menyebutkan bahwa orang tersebut bukanlah kelompok kami. Yang mempunyai arti bukan tergolong / termasuk umat Rasulullah / nabi Muhammad makanya jawabannya ada pada pilihan B. Berikut ini yaitu hadis yg dimaksud oleh soal Sedangkan balasan A, C & D salah. Neraka jahanam, susah memiliki kerabat, & kehidupan nelangsa tak disebutkan di dlm hadis yg dimaksud oleh soal. Sehingga balasan A, C & pula D salah. Kunci Jawaban Hadis Rasulullah menyatakan bahwa orang yg tak menyayangi orang yg lebih kecil & tak memahami hak orang yg lebih besar B tak tergolong umat Rasulullah, alasannya dlm hadis Riwayat Abu Dawud diterangkan bahwa orang yg tak sayang orang kecil, & pula tak mengerti hak orang besar bukanlah golongan kami. Jawaban diverifikasi BENAR 💯 HadisRasulullah menyatakan bahwa orang yang tidak menyayangi orang yang lebih kecil dan tidak mengerti hak orang yang lebih besar (B) tidak tergolong umat Rasulullah, sebab dalam hadis Riwayat Abu Dawud diterangkan bahwa orang yang tidak sayang orang kecil, dan juga tidak mengerti hak orang besar bukanlah golongan kami. JoY4.
  • jvkc1mntc7.pages.dev/200
  • jvkc1mntc7.pages.dev/175
  • jvkc1mntc7.pages.dev/324
  • jvkc1mntc7.pages.dev/44
  • jvkc1mntc7.pages.dev/235
  • jvkc1mntc7.pages.dev/167
  • jvkc1mntc7.pages.dev/769
  • jvkc1mntc7.pages.dev/549
  • hadits menyayangi yang lebih kecil